.:Selamat Datang di Kholish Blog's. Situs Resmi Wahidul Kholish Assaumi:.
BannerFans.com

Selasa, 19 April 2011

Ada SIPILIS dalam Film “?” (Tanda Tanya)

Oleh: Wahidul Kholis Assaumi



"Piring itu mau pakai porselen, pakai plastik atau pakai daun pisang, itu adalah medium. Nah, buat saya agama hanyalah medium. Substansinya saya bisa berdialog dengan Tuhan dan menghayati makna dari kata-kata Tuhan itu. Sebenarnya Tuhan itu ingin apa? Tuhan ingin berbuat apa? Pada waktu pembuatan film Ayat-Ayat Cinta saya selalu minta, gue mau ini, gue ingin itu. Tapi, apakah ini yang terbaik buat saya? Ternyata tidak. Jadi Tuhan memberikan sesuatu yang tidak saya minta, tapi itu yang terbaik buat saya. Dan buat saya, itu bukan sesuatu yang konvensional." (Hanung Bramantyo-Sutradara Film Ayat-ayat Cinta)
Ucapan sutradara Hanung yang dikutip dari hasil wawancara secara live antara Hanung dengan KBR68H pada tanggal 27 Oktober 2010 dan transkripnya dipublikasikan di situs resmi Jaringan Islam Liberal (JIL) ini jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa jiwanya telah teracuni penyakit SIPILIS (sekularisme, pluralisme dan liberalisme) yang telah diharamkan melalui fatwa MUI tahun 2005.
Baru-baru ini tepatnya tanggal 6 april 2011 telah dirilis sebuah film yang membawa racun dan sangat merusak pemikiran umat Islam. Racun itu dibungkus dengan kemasan yang apik sehingga menipu banyak orang. Racun itu adalah pluralisme. Film ini oleh sang sutradara diberi nama “?” (Tanda Tanya). Dan sutradara itu tak lain adalah Hanung Bramantyo.
Sebenarnya apa itu pluralisme? Kenapa Islam mengharamkan pluralisme? Jika kita menelisik istilah plural dalam kamus bahasa Indonesia, di sana akan kita dapati dengan arti: bentuk jakam; jamak; banyak; ganda. Dan pluralisme diartikan dengan: teori yang mengatakan bahwa realitas terdiri dari banyak subtansi. Secara sederhana, pluralisme memiliki arti banyak menganut kepercayaan. Lantas di mana letak kesalahan dalam pluralisme ini? Mengapa pemahaman yang diusung oleh Hanung Bramantyo dalam filmnya ditentang dan diharamkan dalam Islam? Tak lain karena pluralisme yang dipahami saat ini adalah menyamakan semua agama yang ada di bumi ini dengan tujuan satu Tuhan.
Di Film “?” (Tanda Tanya), ada satu tokoh yang sangat mendominasi dari yang lain. Dia adalah Rika. Rika ditampilkan sebagai sosok ideal: murtad dari Islam, tapi toleran dan suka kerukunan. Pada segmen lain, Rika mengatakan, bahwa agama-agama ibarat jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu Tuhan. Kata Rika mengutip ungkapan sebuah buku, “… semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.” Mulanya, kemurtadan Rika tidak direstui ibunya. Anaknya yang muslim pun awalnya menggugat. Tapi, di penghujung film, Rika sudah diterima sebagai “orang murtad” dari Islam. Bahkan, ada juga yang memujinya telah mengambil langkah besar dalam hidupnya. Dan di film ini kemurtadannya tidak dipersoalkan. Padahal, dalam pandangan Islam, murtad adalah kesalahan besar. (dikutip dari situs resmi Dr. Adian Husaini; www.adianhusaini.com)
Tentu ini sanggat bertentangan dengan konsep akidah dan tauhid umat Islam. Di antara keyakinan pokok dalam Islam yang sudah pasti diketahui dan telah disepakati oleh seluruh (ulama) kaum muslimin (baca: ijma’) bahwa tidak ada di muka bumi ini agama yang paling benar selain agama Islam. Agama ini adalah penutup seluruh agama. Agama ini menghapus seluruh ajaran agama-agama sebelumnya. Tidak lagi tersisa di muka bumi yang menyembah Allah dengan benar selain agama Islam. Allah berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imron: 19)
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Penulis sendiri sebenarnya belum menonton keseluruhan film ini, hanya melihat trailernya melalui youtube. Namun, menurut keterangan dan penjelasan dari berbagai sumber di antaranya adalah penjelasan dari MUI Pusat dan juga tokoh umat Islam Indonesia Dr. Adian Husaini. MUI Pusat melalui KH. Cholil Ridwan menyatakan film “?” ini menyebarkan paham haram dan sesat. Dan dalam situs resminya, Dr. Adian Husaini menuliskan bahwa film ini membawa pesan besar yang terlalu jelas: agama apa saja, sebenarnya sama saja! Agama-agama dipandang sebagai jalan setapak menuju Tuhan yang sama. Juga, agama-agama dianggap barang remeh; laksana baju, agama boleh ditukar dan kalau perlu dibuang kapan saja! Katanya, demi kerukunan, demi toleransi, dan demi perdamaian.
Di akhir tulisan ini, penulis ingin memberikan pesan bahwa penyakit SIPILIS telah disebarkan melalui film “?” ini. Oleh karenanya, kita harus berhati-hati jika film ini jadi beredar di pasaran, karena dampaknya akan sangat krusial bagi umat Islam terutama yang masih belum memahami Islam secara sempurna. Hendaknya juga kita senantiasa membentengi diri kita dan keluarga kita agar tidak terjangkit penyakit yang berdampak pada keislaman kita. Dan sangat tepatlah jika MUI mengharamkan ajaran pluralisme ini. Wallahu A'lam.

Kholish Blog's on Facebook